Jumat, 15 Maret 2013

Pengalaman Pribadi


Masa kecil memang sangat mengembirakan dan mengasyikan, sehingga tak jarang kenangan-kenangan masa kecil masih teringat di memori sampai sekarang. entah itu menyenangkan atau menyedihkan. tapi itulah masa kecil. Ngomong-ngomong soal masa kecil, ane pernah ngalamin kejadian yang sampe sekarang masih ane ingat jelas di pikiran, kejadian konyol sekaligus memalukan, kalo sambil dibayangin suka ngakak sendiri.

Ceritanya gini siang hari emang cocoknya tuh buat tidur siang atau beristirahat di rumah, tapi beda buat ane kecil dulu, siang itu waktunya main bareng temen2 komplek rumah, nah pas itu kebetulan ane sama temen2 ane sekitar 8 orang main bola dilapangan komplek rumah, karena main yang terlalu mengasikan akhirnya pada cape tuh, istirahatlah ane sama anak2 temen ane itu di pos ronda deket lapangan. kebetulan samping pos ronda itu ada pohon cherry gede. ceritanya pada manjat tuh, karena pohon cherry itu bersebelahan sama pos ronda yang notabenenya ga terlalu tinggi ane, temen ane ber 3 (rohman, eko, faris) naik di atapnya, kebetulan ada cabang pohon cherry yang menjulang ke atap pos itu, nah namanya anak2 kecil, iseng dah tuh mulai main gelayutan pertama temen ane namanya faris, dia gelayutan dari atap pos ronda ke pohon cherry dan sukses, selanjutnya ane sama temen ane si eko, ane sama temen ane juga sukses, ngeliat ane sama temen2 ane gelayutan 4 orang temen ane ikutan juga gelayutan (adi, reza, alfan, putro). tapi satu temen ane si rohman yang berada di atas pos, dia ga berani gelayutan karena takut, akhirnya temen ane iseng jorokin si rohman, karena dia posisinya udah megang cabang tu pohon akhirnya dia gelayutan, belum sampai ujungnya dia berhenti di tengah2 jalan dan keadaan menggantung dipohon sambil teriak ketakutan, karena kalo di lepas pegangan lumayan lah jatuhnya, ibaratnya kaya jatuh dari lante 1, karena ranting pohon cherry itu gede dan banyak cabangnya akhirnya ane sama anak anak lain gelayutan juga tuh di cabang yang sama, ane, eko sama faris dari atas pos sedangkan 4 orang temen  lainnya dari tembok sebelah pos ronda yang juga kebagian ranting/ cabang yang sama. si eko ngitung 1, 2, 3 tujuh orang berayun di ranting yang sama dan waktu bersamaan dan menabrak si rohman yang berada di tengah2 lintasan ayun, "KROSAKKK" ga inget lagi, tiba2 badan udah dibawah tanah, tumpukan sama anak2 yang lainm juga cabang/ranting pohon cherry itu, dan kata2 yang keluar "Aduhhh.." ternyata cabang/ranting yang digunakan buat gelayutan ambruk nggak kuat menahan beban anak2, sehingga jatuh dan menimpa kami semua. ya alhamdulillah kejadian itu ga bikin luka yang serius tapi ya pegel, cape sama sakit doang hehhe.. setelah itu hanya ada suara ngakak dari anak2 yang masih pada nyeri di badan.. Whahahaha

Kesimpulan dari pada cerita diatas, jangan meniru adegan konyol yang dilakukan di cerita diatas sebab kita nggak tahu apa yang bakal terjadi jika itu dilakukan lagi. hehe tapi intinya jangan main siang karena waktu siang itu gunakanlah untuk istirahat.. wassalam       

Minggu, 10 Maret 2013

Penalaran, Evidensi Dan Inferensi




 PENALARAN, EVIDENSI DAN INFERENSI

1.Penalaran

Adalah proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (pengamatan empirik) yang menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang disebut menalar.

Dalam penalaran, proposisi yang dijadikan dasar penyimpulan disebut dengan premis (antesedens) dan hasil kesimpulannya disebut dengan konklusi (consequence).

Ada dua jenis metode dalam menalar yaitu induktif dan deduktif :

Metode induktif
1. Metode berpikir induktif adalah metode yang digunakan dalam berpikir dengan bertolak dari hal-hal khusus ke umum. Hukum yang disimpulkan difenomena yang diselidiki berlaku bagi fenomena sejenis yang belum diteliti. Generalisasi adalah bentuk dari metode berpikir induktif. Contoh:

-    Jika dipanaskan, besi memuai.
    Jika dipanaskan, tembaga memuai.
    Jika dipanaskan, emas memuai.
    Jika dipanaskan, platina memuai.

-    Jika dipanaskan, logam memuai.
    Jika ada udara, manusia akan hidup.
    Jika ada udara, hewan akan hidup.
    Jika ada udara, tumbuhan akan hidup.

-    Jika ada udara mahkluk hidup akan hidup.
Metode deduktif

Metode berpikir deduktif adalah metode berpikir yang menerapkan hal-hal yang umum terlebih dahulu untuk seterusnya dihubungkan dalam bagian-bagiannya yang khusus.

Contoh: Masyarakat Indonesia konsumtif (umum) dikarenakan adanya perubahan arti sebuah kesuksesan (khusus) dan kegiatan imitasi (khusus) dari media-media hiburan yang menampilkan gaya hidup konsumtif sebagai prestasi sosial dan penanda status sosial.

2. Evidensi

Adalah semua fakta yang ada, yang dihubung-hubungkan untuk membuktikan adanya sesuatu. Evidensi merupakan hasil pengukuan dan pengamatan fisik yang digunakan untuk memahami suatu fenomena. Evidensi sering juga disebut bukti empiris. Akan tetapi pengertian evidensi ini sulit untuk ditentukan secara pasti, meskipun petunjuk kepadanya tidak dapat dihindarkan.

Kita mungkin mengartikannya sebagai "cara bagaimana kenyataan hadir" atau perwujudan dari ada bagi akal". Misal Mr.A mengatakan "Dengan pasti ada 301.614 ikan di bengawan solo", apa komentar kita ? Tentu saja kita tidak hanya mengangguk dan mengatakan "fakta yang menarik". Kita akan mengernyitkan dahi terhadap keberanian orang itu untuk berkata demikian.

Tentu saja reaksi kita tidak dapat dilukiskan sebagai "kepastian", Tentu saja kemungkinan untuk benar tidak dapat di kesampingkan, bahwa dugaan ngawur atau ngasal telah menyatakan jumlah yang persis. Tetapi tidak terlalu sulit bagi kita untuk menangguhkan persetujuan kita mengapa ? Karena evidensi memadai untuk menjamin persetujuan jelaslah tidak ada. Kenyataannya tidak ada dalam persetujuan terhadap pernyataan tersebut.

Sebaliknya, kalau seorang mengatakan mengenai ruang di mana saya duduk, "Ada tiga jendela di dalam ruang ini," persetujuan atau ketidak setujuan saya segera jelas. Dalam hal ini evidensi yang menjamin persetujuan saya dengan mudah didapatkan.

Dalam wujud yang paling rendah. Evidensi itu berbentuk data atau informasi. Yang di maksud dengan data atau informasi adalah bahan keterangan yang di peroleh dari suatu sumber tertentu.
Cara menguji data :

Data dan informasi yang di gunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian melalui cara-cara tertentu sehingga bahan-bahan yang merupakan fakta itu siap di gunakan sebagai evidensi.

Di bawah ini beberapa cara yang dapat di gunakan untuk pengujian tersebut.
1.Observasi
2.Kesaksian
3.Autoritas

Cara menguji fakta
Untuk menetapkan apakah data atau informasi yang kita peroleh itu merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Penilaian tersebut baru merupakan penilitian tingkat pertama untuk mendapatkan keyakinan bahwa semua bahan itu adalah fakta, sesudah itu pengarang atau penulis harus mengadakan penilaian tingkat kedua yaitu dari semua fakta tersebut dapat digunakan sehingga benar-benar memperkuat kesimpulan yang akan diambil. Apakah itu dalam bentuk Konsistensi atau Koherensi.

3. Inferensi

Adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur. Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan oleh apa yang terkatakan (eksplikatur).
Terdapat 2 jenis metode Inferensi :
1. Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis (proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh : Ban motor ani pecah sedangkan ani besok ingin pergi ke kampus, tetapi ani tidak mempunyai uang untuk mengganti ban motor.
kesimpulan : ani besok tidak pergi ke kampus karena ban motornya pecah.

 2. Inferensi Tak Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
 Contoh:
A : Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B : Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi yang menjembatani kedua ucapan tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
SUMBER :

  >  Epistemologi, filsafat pengetahuan Oleh Protasius Hardono Hadi
  >  Wikipedia Evidensi
  >  rudybyo.blogspot.com/2012/03/v-pengertian-dari-proposisievidensi-dan.html
  > id.wikipedia.org/wiki/Penalaran
  > catatanrizkyaburizal.blogspot.com // pengertian inferensi